MAKALAH
FASE PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA
KANAK-KANAK
Sebagai Persyaratan untuk mengikuti Ujian
Akhir Semester
Dosen Pembimbing :
Penyusun :
Moh. Imran
Syamsi
Karimullah
INSTITUT AGAMA
ISLAM NURUL JADID
KARANGAYAR PAITON PROBOLINGGO
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, Seperti yang telah kita
ketahui, bahwa : Pada hakekatnya merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang
sangat sempurna dibandingkan dengan Makhluk ciptaan-Nya yang lain, mengapa
demikian ? karena, sebagaimana Firman Allah dalam surat Al- Mu’minuun ayat 12-14 Yang artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) . Kemudian air
mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang benulang, lalu
tulang benulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan di
Makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, pencipta Yang Paling
Baik(14)
Perkembangan Manusia dapat kita kaji
lebih dalam melalui Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi perkembangan, tetapi
sebelum penulis menjelaskan lebih rinci mengenai topik makalah yang penulis
buat ada baiknya terlebih dahulu kita ketahui Arti atau pengertian Psiokologi
perkembangan.
Didalam perkembangannya, manusia mengalami beberapa tahap atau fase-fase
perkembangan, berikut ini adalah fase-fase perkembangan Manusia sejak
kelahirannya sampai menuju dewasa menurut beberapa para ahli.
Menurut J. Byl yang dikutip Agus
Sujanto3 berpendapat bahwa fase perkembangan manusia meliputi :
1.
Fase orok
(Usia 0 bulan sampai 2 minggu)
2.
Fase tetek
(Usia 0 bulan sampai 2 tahun)
3.
Fase
mencoba (Usia 1 tahun sampai 4 tahun)
4.
Fase
menentang I (Usia 3 sampai 4 tahun)
5.
Fase
bermain (Usia 4 sampai 7 tahun)
6.
Fase anak
sekolah (Usia 7 Tahun sampai 12 tahun)
7.
Fase
pueral (Usia 11 Tahun sampai –14 Tahun untuk anak putri) dan (Usia 11 tahun
sampai 15 tahun untuk anak putra)
8.
Fase
pubertas (+ 15,0-18,0) untuk anak putri dan (18,0-24,0) untuk anak putra
(Fase menentang II)
Sedangkan menurut Kohnstamm yang
dikutip oleh B. Simanjuntak dan Dra. I.L. Pasaribu4 menyebutkan
bahwa fase-fase perkembangan manusia terdiri dari :
1.
Masa bayi
dan kanak-kanak : 0.0-7.0 tahun
a.
Masa
bayi : 0.0-1.0 tahun
b.
Masa kanak
: (1) masa vital (0.0-2.0 tahun) dan masa estesis (2.0-7.0 tahun)
2.
Masa
sekolah / intelektual : 7.0-13.0 tahun
3.
Masa
Sosial :
a.
Pueral
13.0-14.0 tahun
b.
Prae-pubertas
14.0-15.0 tahun
c.
Pubertas
15.0-18.0 tahun
d.
Adoselen
18.0-21.0 tahun
Dan menurut Aristoteles5
pembagian fase perkembangan lebih sederhana yaitu : perkembangan anak dari
lahir sampai dewasa dibagi menjadi beberapa periode yaitu :
1.
Masa Anak
kecil-masa bermain (0.0-7.0 tahun)
2.
Masa anak,
masa belajar (7.0-14.0 tahun)
3.
Masa
pubertas, masa menuju dewasa (14.0-21.0 tahun)
Tiap-tiap fase yang disampaikan para
ahli diatas tidak sama pembagian waktunya. Tetapi apabia diperhatikan terdapat
kelompok waktu dalam satu periode, dimulai dari bayi yang baru lahir menjadi
dewasa. Dan setiap fase tersebut masing-masing mempunyai ciri perkembangan
sendiri-sendiri.
Fase Bayi merupakan fase perkembagan
pertama manusia di muka bumi, sebagai manusia baru, bayi dilahirkan dalam
keadaan tidak berdaya, seakan-akan pasif, dan
pada fase ini seluruh waktunya dihabiskan hanya dengan tidur, minum
serta makan, berperilaku spontan serta bereaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Pernyataan diatas sesuai dengan
Firman Allah dalam Surat An-Nahl Ayat : 78 yang artinya :
“Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati agar kamu bersyukur
(78).
Sedangkan Fase kanak-kanak merupakan
kelanjutan dari fase bayi, fase kanak-kanak lebih dikenal dengan istilah fase
prasekolah dan sekolah.
Sebelum masalah perkembangan pada
bayi dan kanak-kanak penulis jelaskan lebih lanjut, Berikut ini adalah
prinsip-prinsip perkembangan6 :
1.
Perkembangan
tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup rangkaian
perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan berkesinambungan. Jadi
antara satu tahap dengan tahap yang berikutnya tidak terlepas atau tidak
berdiri sendiri-sendiri.
2.
Perkembangan
dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju ke yang khusus.
Contohnya, seorang bayi mula-mula akan
bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia
bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.
3.
Manusia
merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara
perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi dan sosial. Perhatian yang
berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi yang lain. Dimisalkan orangtua
yang terlalu mengutamakan segi mental (misalnya kecerdasan) menyebabkan anak dibesarkan
dalam suasana yang penuh dengan aturan-aturan, tuntutan-tuntutan atau
kegiatan-kegiatan yang semuanya ditujukan untuk menunjang keberhasilan dibidang
intelektual. Anak mungkin akan berhasil menjadi “bintang pelajar”, tetapi
apakah pernah ditelaah bagaimana kondisi fisiknya, bagaimana kehidupan emosi
dan sosialnya? Apakah anak ini lincah, ceria dan bahagia seperti anak-anak lain
seusianya?
4.
Setiap
orang mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Meskipun
tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dengan fase lainnya,
tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan bicara
misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata-kata terlebih dahulu ia akan
mengoceh.
5.
Setiap
fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah laku
yang dianggap sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang sebenarnya
merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu. Setelah
seorang anak melewati masa bayi dimana ia mula-mula tidak berdaya, dengan dikuasai
dan diperbolehkan kemampuan baru menyebabkan bayi ini menjadi lebih ingin
mandiri.
6.
Karena
pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seseorang dapat
diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan dengan faktor bawaan yang “kurang” dari
anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan menampakkan suatu kecenderungan
perkembangan yang relatif lebih lambat dari anak seusianya.
7.
Perkembangan
terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan perkembangan dipengaruhi oleh
faktor-faktor (bawaan) dan faktor luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan).
8.
Setiap
individu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu khas, tidak akan ada
dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orang tua yang sama.
c. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Penulis mampu mengungkapkan
berbagai proses perkembangan yang terjadi pada individu khususnya kanak-kanak.
Tujuan Khusus
a.
Sebagai
Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Semester II dan sebagai persyaratan
untuk mengikuti Ujian Ahir Semester Institut Agama Islam Nurul Jadid Tahun 2012
d. Manfaat Penulisan
Sebagai sarana menambah pengetahuan dalam mengenal lebih dekat
berbagai proses perkembangan manusia yang terjadi pada fase anak-anak.
e. Ruang Lingkup Penulisan
Berdasarkan ketentuan dari Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Psikologi Perkembangan maka ruang lingkup penulisan kami
batasi hanya pada “Proses perkembangan Manusia Pada massa Kanak-kanak”.
f. Permasalahan
Fase Perkembangan pada masa kanak-kanak
merupakan fase yang sangat penting dalam perkembangan Manusia, oleh karena itu
berdasarkan latar belakang yang sudah penulis sampaikan diatas, dapatlah
penulis catat beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.
Berapakah
Batasan Umur antara yang disebut masa Kanak-kanak?
2.
Bagaimana
Tahap-tahap dan ciri-ciri perkembangan pada masa anak? dan
3.
Faktor Apa
sajakah yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak?
g. Sistematika Penulisan
Pada Karya Tulis ini penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I :
PENDAHULUAN
Terdiri dari : Latar Belakang
Penulisan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan,
Permasalahan Dan Sistematika Penulisan
BAB II :
PEMBAHASAN
Pada Bab ini membahas tentang beberapa permasalahan yang
disampaikan pada Sub-bab permasalahan.
BAB IV :
PENUTUP
Meliputi Kesimpulan dan Saran
Endnote
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
1.
BATASAN USIA KANAK-KANAK
Sebagaimana telah penulis sampaikan
diatas bahwa Bayi Merupakan manusia baru yang usianya dihitung mulai 0 s.d 2
tahun. Menurut para ahli, Pada fase ini terbagi lagi menjadi beberapa fase
perkembangan, yaitu 0.0-0.2 Minggu disebut dengan fase orok, sedangkan 0.0-2.0
disebut dengan fase tetek atau fase bayi atau masa vital, pada fase bayi ini
terbagi lagi beberapa fase yang disebut dengan fase pra-bicara dimana ada 4
tahap yang akan dilalui yaitu :
1.
Pra
mengoceh (berupa tangisan dan bunyi-bunyian bahasa tertentu)
2.
Mengoceh
(sekitar 6-12 bulan)
3.
Kalimat
satu kata (12-15 bulan)
4.
Kalimat
dua kata (terjadi bila anak telah memiliki perbendaharaan kata sebanyak +50
kata).
Sedangkan masa kanak-kanak dibagi kedalam beberapa masa
yaitu :
2.
Masa
Kanak-kanak dihitung mulai usia 2.0-7.0 Tahun
3.
Masa
Sekolah/intelektual dihitung mulai dari usia 7.0-13 Tahun
4.
Masa
pubertas menuju dewasa dihitung mulai dari usia 14-21 Tahun
2.
TAHAP-TAHAP
DAN CIRI-CIRI KANAK – KANAK
Penulis akan menguraikan perkembangan anak pada
kanak-kanak (yang merupakan kelanjutan dari masa akhir saat anak matang secara
seksual). Namun sebelum kita membahas masa kanak-kanak, alangkah baiknya kita
sekilas mengenal masa bayi.
1.
Pada
Masa Bayi
Pertumbuhan pada masa bayi terlihat
menonjol dalam fisik maupun psikologis.
Lambat laun, melalui perkembangannya seorang bayi mulai menurunkan
ketergantungannya dengan kemampuan untuk bisa duduk, berdiri, berjalan, berlari
serta memanipulasi objek disekitarnya. Masa bayi sesungguhnya merupakan fondasi
dari periode kehidupan mendatang, yakni fondasi dari berbagai pola perilaku,
sikap dan emosinya. Masa bayi juga merupakan usia yang rapuh, baik untuk fisik,
penyakit maupun kecelakaan serta perkembangan psikologisnya.
Tugas perkembangan pada masa bayi
adalah :
1.
Belajar
berjalan,
2.
Memakan
makanan yang keras,
3.
Mampu
mengontrol organ-organ tubuhnya,
4.
Mencapai
kemantapan fisiologis baik untuk makan dan tidur,
5.
Belajar
berbicara,
6.
Belajar
berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudaranya, dan
7.
Pada akhir
masa bayi bayi telah mampu berkata-kata dengan pengucapan yang baik dan benar
serta
8.
Memiliki
kemampuan memahami pembicaraan orang lain dan menjalin komunikasi dalam
tingkatan tertentu.
2.
Masa
Kanak-kanak
Masa kanak-kanak dimulai saat bayi
berakhir sampai dengan usia 13 tahun. Itulah sebabnya, ini merupakan masa yang
penuh dengan persoalan bagi orang tua disebabkan anak sudah mulai ingin
menunjukkan kebebasannya sebagai individu.
Masa ini ditunjukkan dalam bentuk
sikap keras kepala, melawan, tidak patuh, merasa diganggu mimpi buruk,
ketakutan yang tidak masuk akal, dan cemburu yang tidak beralasan.
Beberapa nama yang diberikan untuk
masa ini adalah8 :
1.
Preschool
age, yaitu masa sebelum masuk sekolah, pada masa ini Orang tua menanamkan
berbagai tekanan-tekanan yang bersifat pembelajaran kepada anak.
3.
Pregang
age, yaitu pada masa ini anak-anak sudah mulai mengenal dan belajar pada hal-hal yang menyangkut
kepada perilaku sosial.
4.
Explorative
age, yaitu masa yang menunjuk pada minat yang besar dari anak untuk bertanya
apa saja yang ada disekitarnya
5.
Imitative
age, yaitu masa yang menunjuk pada kecenderungan anak untuk mengikuti cara
bicara atau perilaku apa saja yang ada disekitarnya
6.
Creative
age, yaitu masa yang menunjuk pada setiap anak yang tampak lebih kreatif.
Perkembangan fisik yang ideal dikembangkan pada usia awal masa
kanak-kanak adalah
1.
Belajar
keterampilan menggunakan tangan dan kaki
Belajar keterampilan yang meliputi
keterampilan tangan dan kaki. Keterampilan yang berkaitan dengan tangan adalah
kemampuan anak untuk bisa menggunakan sendok dan memasukkannya kedalam mulut,
memakai pakaiannya sendiri, menyisir rambut, menggunakan gayung dan memakai
sabun untuk mandi, mengikat tali sepatu maupun mengancingkan kancing bajunya.
Diharapkan pada usia ini anak sudah
masuk TK ia telah mampu melakukan hal-hal diatas dengan baik pada usia 5-6
tahun dapat dengan tepat melempar dan menangkap bola. Anak pada usia ini juga
diharapkan sudah bisa menggunting, menggoreskan pensil dan crayon, melipat
kertas, mengecat gambar dalam poa
tertentu. Sedangkan untuk keterampilan kaki, anak-anak diharapkan mampu untuk
melompat, berlari dan akhirnya memanjat serta
keterampilan lainnya seperti menari maupun sepatu roda. Pada usia 3-4 tahun, seorang anak diharapkan
telah mampu untuk diajarkan naik seperda roda tiga dan berenang.
2.
Perkembangan
Bicara
Perkembangan bicara terlihat
meningkat dalam usia ini. Jika mula-mula anak bersifat egosentrik dan ia hanya
banyak bebicara mengenai dirinya sendiri, keluarga maupun hal-hal yang menjadi
miliknya, maka pada usia tiga tahun anak mulai bicara dengan orang lain.
3.
Perkembangan
Emosi
Perkembangan Emosi, anak pada usia
ini adalah anak yang tingkat emosinya sudah menonjol, diantaranya mudah mengambek,
maupun hal-hal yang lainnya yang bersifat emosi yang mana pada akhirnya anak
sulit untuk ditangani. Hal ini jelas terlihat saat anak berusia 2 ½ tahun
sampai 3 ½ tahun, 5 ½ tahun dan 6 ½ tahun. Emosi yang muncul bercirikan
temperamen marah yang diikuti dengan rasa takut dan marah yang tidak jelas karena cemburu.
4.
Perkembangan
Sosial
Perkembangan sosial pada usia ini diawali dengan bermain secara paralel, dimana
terlihat anak bermain seolah-olah bermain dengan temannya naum ternyata asyik
dengan permainannya sendiri.
5.
Perkembangan
Moral
Perkembangan moral pada anak masih
bergantung pada orang lain, perilaku yang ditampilkan tanpa dipikirkan dahulu,
ketidakmatangannya membuat anak tidak merasa bersalah jika ia kedapatan berbuat
salah. Disiplin yang ditanamkan orang tua sangat membantu anak dalam
mengembangkan moral yang baik pada tahap selanjutnya.
FAKTOR YANG
MENENTUKAN PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK?
Masalah perkembangan (developmental)
merupakan bagian dar ilmu psikologi yang menitikberatkan pada pemahaman
proses-proses dasar serta dinamika perilaku manusia dalam berbagai tahap
kehidupan. Cakupan dari psikologi perkembangan ini adalah masalah pertumbuhan
dan kematangan individu baik segi kognitif, emosi maupun struktrur pribadinya.
Perkembangan secara luas menunjuk
pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan
tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Didalam istilah
perkembangan juga mencakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan
berakhir dengan kematian.
Perkembangan yang terjadi akan
membentuk pola tertentu dalam setiap tahapan-tahapan kehidupan yang tidak
saja untuk perilaku aktual semata-mata,
namun juga untuk pertumbuhan dan penyesuaian yang akan datang. Konsep diri,
tujuan hidup, serta aspirasi yang akan dicapai sangat dipengarui oleh hubungan
individu dengan orang tua, teman sebaya maupun kekuatan motivasi yang ia terima
selama masa kanak-kanak.
Berdasarkan uraian diatas,
penulis akan menjelaskan faktor-faktor
yang menjadi penentu dalam proses perkembangan individu. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa kondisi si calon Ibu selama masa prenatal adalah penting,
baik dari segi nutrisi maupun dari segi emosionalnya. Selama mengandung,
sicalon ibu ada dalam derajat emosional
yang tinggi, ia membutuhkan dorongan, penerimaan serta pengertian, baik dari
suami serta tokoh lain yang signifikan untuk memuluskan calon ibu secara total
melakukan penyesuaian diri.
Makanan yang dikonsumsi ibu sangat
berpengaruh bagi janin. Kesalahan makanan dapat menyebabkan ibu dan calon bayi
menderita.
Kemudian adalah faktor lingkungan
keluarga, lingkungan keluarga dalam hal ini termasuk peran ayah, ibu. Peran ibu
meliputi hal-hal seperti mengasuh dan menjaga anak, memberikan afeksi dan
perlindungan, memberikan rangsangan dan pendidikan. Ayah dan ibu seharusnyalah
saling bahu membahu mengurus anak. Tugas ayah tradisional adalah melindungi
keluarga dan mencari nafkah, namun kemudian diperluas dalam hal-hal yang
menyangkut pendidikan anak.
Ayah biasanya menerapkan disiplin
dengan menggunakan otoritasnya, merangsang orientasi realitas anak, ia
mengajarkan dan mendidik anak dalam hidup yang realistis, sedangkan ibu dengan
kecenderungannya untuk memberikan kesenangan pada keinginan anak dan merupakan
pendorong bagi anak-anaknya.
Becker8 seorang ahli
mengatakan bahwa : dalam melakukan kategori terhadap disiplin yang ditanamkan
oleh orang tua pada anaknya dalam tiga dimensi, Dimensi pertama, yaitu orang
tua yang membatasi anak dengan orang tua yang membolehkan, Dimensi kedua, orang
tua yang hangat dan orang tua yang tidak hangat, Dimensi ketiga, orang tua yang
tenang dengan orang tua yang cemas.
Konsep diri anak juga dipengaruhi
oleh model orang tuanya. Menurut penelitian yang dilakukan beberapa pakar bahwa
buruknya hubungan orang tua dengan anak akan mempengaruhi sikap agresif dan
disiplin anak disekolah. Demikian pula sebaliknya, bahwa adanya afeksi,
penerimaan dan kehangatan yang diterima oleh anak dari ayah serta ibunya
terlihat dari adanya penyesuaian diri dan nilai prestasi akademik yang baik
dari anak sekolah.
Pengaruh orang tua pada anak akan
lambat laun berkurang dengan muali masuknya anak kesekolah, saat ia dipengaruhi
oelh teman sebayanya serta media massa
yang ada. Pengaruh teman mulai dirasakan
pada saat anak berusia 4 tahun bersamaan tumbuhnya kebutuhan untuk bermain
dengan teman sebayanya. Teman sebayanya mempengaruhi pikiran, perasaan dan
aspirasi anak maupun bagaimana cara ia memberi, menerima, menanti gilirannya
serta menghadapi kemenangan maupun
berbesar hati jika menghadapi kekalahan.
Sedangkan pengaruh media masa dan
televisi sudah sama-sama kita akui memiliki kekuatan yang sangat besar
pengaruhnya terhadap anak, lebih-lebih jika kedua orang tuanya super sibuk,
ayah sibuk dikantor dan ibu sibuk meniti karier diluar rumah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai akhir dari makalah yang
penulis sampaikan diatas, berikut ini penulis akan menyimpulkan bebrapa point
penting mengenai proses perkembangan individu pada tahap bayi dan kanak-kanak,
yaitu
1.
Sedangkan
kata “Perkembangan” mempunyai arti suatu proses tertentu, yaitu suatu proses
yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali2.
Pada dasarnya perkembangan itu terjadi pada semua makhluk hidup, dalam
perkembangannya manusia, ada 2 hal yang mengalami perkembangan yaitu biologis
dan perkembangan psikis, namun perkembangan tersebut tidaklah sama, diantara
individu tersebut ada yang lebih cepat ada juga yang lambat, hal ini tergantung
dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.
2.
Didalam
perkembangannya, manusia mengalami
beberapa tahap atau fase-fase perkembangan. Tiap-tiap fase yang disampaikan
para ahli diatas tidak sama pembagian waktunya. Tetapi apabia diperhatikan
terdapat kelompok waktu dalam satu periode, dimulai dari bayi yang baru lahir
menjadi dewasa. Dan setiap fase tersebut masing-masing mempunyai ciri
perkembangan sendiri-sendiri.
3.
Fase Bayi
merupakan fase perkembagan pertama manusia di muka bumi, sebagai manusia baru,
bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, seakan-akan pasif, dan pada fase ini seluruh waktunya dihabiskan
hanya dengan tidur, minum serta makan, berperilaku spontan serta bereaksi
dengan lingkungan sekitarnya.
4.
Fase
kanak-kanak merupakan kelanjutan dari fase bayi, fase kanak-kanak lebih dikenal
dengan istilah fase prasekolah dan sekolah.
5.
Bayi
Merupakan manusia baru yang usianya dihitung mulai 0 s.d 2 tahun. Menurut para
ahli, Pada fase ini terbagi lagi menjadi beberapa fase perkembangan, yaitu
0.0-0.2 Minggu disebut dengan fase orok, sedangkan 0.0-2.0 disebut dengan fase
tetek atau fase bayi atau masa vital, pada fase bayi ini terbagi lagi beberapa
fase yang disebut dengan fase pra-bicara dimana ada 4 tahap yang akan dilalui
yaitu : (1) Pra mengoceh (berupa tangisan dan bunyi-bunyian bahasa tertentu),
(2) Mengoceh (sekitar 6-12 bulan), (3) Kalimat satu kata (12-15 bulan), (4)
Kalimat dua kata (terjadi bila anak telah memiliki perbendaharaan kata sebanyak
+50 kata).
6.
Sedangkan
masa kanak-kanak dibagi kedalam beberapa masa yaitu : (1) Masa Kanak-kanak
dihitung mulai usia 2.0-7.0 Tahun, (2) Masa Sekolah/intelektual dihitung mulai
dari usia 7.0-13 Tahun, (3) Masa pubertas menuju dewasa dihitung mulai dari
usia 14-21 Tahun.
7.
Pada Masa
Bayi Pertumbuhan pada masa bayi terlihat menonjol dalam fisik maupun psikologis. Masa bayi juga
merupakan usia yang rapuh, baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan serta
perkembangan psikologisnya.
8.
Perkembangan
Emosi, anak pada usia ini adalah anak yang tingkat emosinya sudah menonjol,
diantaranya mudah mengambek, maupun hal-halyang lainnya yang bersifat emosi
yang mana pada akhirnya anak sulit untuk ditangani. Hal ini jelas terlihat saat
anak berusia 2 ½ tahun sampai 3 ½ tahun, 5 ½ tahun dan 6 ½ tahun. Emosi yang
muncul bercirikan temperamen marah yang diikuti dengan rasa takut dan marah yang tidak jelas karena cemburu.
B. SARAN-SARAN
Untuk
mendapatkan manfaat yang sempurna dari Makalah yang penulis buat ini, hedaknya Pembaca Memberikan Kritik dan saran serta melakukan
Pengkajian Ulang (diskusi) terhadap penulisan sehingga penulis terhindar dari
Kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi
perkembangan anak : mengenal sifat, bakat dan kemampuan anak. Jakarta : Grasindo
D.
Gunarsa,
Singgih dan Yulia Singgi D Gunarsa. 2003. Psikologi Perkembangan anak dan
remaja. Jakarta
: Gunung Mulya.
Jamaal ‘Abdur Rahman. 2005. Tahapan
mendidik anak. Bandung
: Irsyad Baitus Salam
Paimun, Noor Suparyanti, Etty
Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Direktorat Jederal Pembinaan
Kelembagaan Agama Silam Departemen Agama.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar