Sabtu, 28 April 2012

makalah psikologi masa dan perkembangan fisik kanak-kanakIMRON





                                                                           
MAKALAH
FASE PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA KANAK-KANAK
Sebagai Persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
Dosen Pembimbing :








Penyusun :
Moh. Imran
Syamsi
Karimullah

INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL JADID
KARANGAYAR PAITON PROBOLINGGO
TAHUN 2012




 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia, Seperti yang telah kita ketahui, bahwa : Pada hakekatnya merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang sangat sempurna dibandingkan dengan Makhluk ciptaan-Nya yang lain, mengapa demikian ? karena, sebagaimana Firman Allah dalam surat Al- Mu’minuun ayat 12-14 Yang artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) . Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang benulang, lalu tulang benulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan di Makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, pencipta Yang Paling Baik(14)
Perkembangan Manusia dapat kita kaji lebih dalam melalui Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi perkembangan, tetapi sebelum penulis menjelaskan lebih rinci mengenai topik makalah yang penulis buat ada baiknya terlebih dahulu kita ketahui Arti atau pengertian Psiokologi perkembangan.
Didalam perkembangannya, manusia  mengalami beberapa tahap atau fase-fase perkembangan, berikut ini adalah fase-fase perkembangan Manusia sejak kelahirannya sampai menuju dewasa menurut beberapa para ahli.
Menurut J. Byl yang dikutip Agus Sujanto3 berpendapat bahwa fase perkembangan manusia meliputi :
1.            Fase orok (Usia 0 bulan sampai 2 minggu)
2.            Fase tetek (Usia 0 bulan sampai 2 tahun)
3.            Fase mencoba (Usia 1 tahun sampai 4  tahun)
4.            Fase menentang I (Usia 3 sampai 4 tahun)
5.            Fase bermain (Usia 4 sampai 7 tahun)
6.            Fase anak sekolah (Usia 7 Tahun sampai 12 tahun)
7.            Fase pueral (Usia 11 Tahun sampai –14 Tahun untuk anak putri) dan (Usia 11 tahun sampai 15 tahun untuk anak putra)
8.            Fase pubertas (+ 15,0-18,0) untuk anak putri dan (18,0-24,0) untuk anak putra (Fase menentang II)
Sedangkan menurut Kohnstamm yang dikutip oleh B. Simanjuntak dan Dra. I.L. Pasaribu4 menyebutkan bahwa fase-fase perkembangan manusia terdiri dari :
1.            Masa bayi dan kanak-kanak : 0.0-7.0 tahun
a.       Masa bayi  : 0.0-1.0 tahun
b.      Masa kanak : (1) masa vital (0.0-2.0 tahun) dan masa estesis (2.0-7.0 tahun)
2.            Masa sekolah / intelektual : 7.0-13.0 tahun
3.            Masa Sosial :
a.       Pueral 13.0-14.0 tahun
b.      Prae-pubertas 14.0-15.0 tahun
c.       Pubertas 15.0-18.0 tahun
d.      Adoselen 18.0-21.0 tahun
Dan menurut Aristoteles5 pembagian fase perkembangan lebih sederhana yaitu : perkembangan anak dari lahir sampai dewasa dibagi menjadi beberapa periode yaitu :
1.            Masa Anak kecil-masa bermain (0.0-7.0 tahun)
2.            Masa anak, masa belajar (7.0-14.0 tahun)
3.            Masa pubertas, masa menuju dewasa (14.0-21.0 tahun)
Tiap-tiap fase yang disampaikan para ahli diatas tidak sama pembagian waktunya. Tetapi apabia diperhatikan terdapat kelompok waktu dalam satu periode, dimulai dari bayi yang baru lahir menjadi dewasa. Dan setiap fase tersebut masing-masing mempunyai ciri perkembangan sendiri-sendiri.
Fase Bayi merupakan fase perkembagan pertama manusia di muka bumi, sebagai manusia baru, bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, seakan-akan pasif, dan  pada fase ini seluruh waktunya dihabiskan hanya dengan tidur, minum serta makan, berperilaku spontan serta bereaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Pernyataan diatas sesuai dengan Firman Allah dalam Surat An-Nahl Ayat : 78 yang artinya :
“Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu  bersyukur (78).

Sedangkan Fase kanak-kanak merupakan kelanjutan dari fase bayi, fase kanak-kanak lebih dikenal dengan istilah fase prasekolah dan sekolah.
Sebelum masalah perkembangan pada bayi dan kanak-kanak penulis jelaskan lebih lanjut, Berikut ini adalah prinsip-prinsip perkembangan6 :
1.      Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan berkesinambungan. Jadi antara satu tahap dengan tahap yang berikutnya tidak terlepas atau tidak berdiri sendiri-sendiri.
2.      Perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju ke yang khusus. Contohnya, seorang bayi  mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.
3.      Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi dan sosial. Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi yang lain. Dimisalkan orangtua yang terlalu mengutamakan segi mental (misalnya kecerdasan) menyebabkan anak dibesarkan dalam suasana yang penuh dengan aturan-aturan, tuntutan-tuntutan atau kegiatan-kegiatan yang semuanya ditujukan untuk menunjang keberhasilan dibidang intelektual. Anak mungkin akan berhasil menjadi “bintang pelajar”, tetapi apakah pernah ditelaah bagaimana kondisi fisiknya, bagaimana kehidupan emosi dan sosialnya? Apakah anak ini lincah, ceria dan bahagia seperti anak-anak lain seusianya?
4.      Setiap orang mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Meskipun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dengan fase lainnya, tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan bicara misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata-kata terlebih dahulu ia akan mengoceh.
5.      Setiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah laku yang dianggap sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang sebenarnya merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu. Setelah seorang anak melewati masa bayi dimana ia mula-mula tidak berdaya, dengan dikuasai dan diperbolehkan kemampuan baru menyebabkan bayi ini menjadi lebih ingin mandiri.
6.      Karena pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seseorang dapat diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan dengan faktor bawaan yang “kurang” dari anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan menampakkan suatu kecenderungan perkembangan yang relatif lebih lambat dari anak seusianya.
7.      Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor (bawaan) dan faktor luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan).
8.      Setiap individu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu khas, tidak akan ada dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orang tua yang sama.

c.       Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
Penulis mampu mengungkapkan berbagai proses perkembangan yang terjadi pada individu khususnya  kanak-kanak.
Tujuan Khusus
a.       Sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Semester II dan sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Ahir Semester Institut Agama Islam Nurul Jadid Tahun 2012

d.      Manfaat Penulisan

Sebagai sarana menambah pengetahuan dalam mengenal lebih dekat berbagai proses perkembangan manusia yang terjadi pada fase  anak-anak.

e.       Ruang Lingkup Penulisan

Berdasarkan ketentuan dari Dosen Pembimbing Mata Kuliah Psikologi Perkembangan maka ruang lingkup penulisan kami batasi hanya pada “Proses perkembangan Manusia Pada massa Kanak-kanak”.

f.       Permasalahan

Fase Perkembangan pada masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting dalam perkembangan Manusia, oleh karena itu berdasarkan latar belakang yang sudah penulis sampaikan diatas, dapatlah penulis catat beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Berapakah Batasan Umur antara yang disebut masa Kanak-kanak?
2.      Bagaimana Tahap-tahap dan ciri-ciri perkembangan pada masa anak? dan
3.      Faktor Apa sajakah yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak?

g.      Sistematika Penulisan

Pada Karya Tulis ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I                   : PENDAHULUAN
Terdiri dari : Latar Belakang Penulisan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, Permasalahan Dan Sistematika Penulisan
BAB II                  : PEMBAHASAN
Pada Bab ini membahas tentang beberapa permasalahan yang disampaikan pada Sub-bab permasalahan.
BAB IV                : PENUTUP
Meliputi Kesimpulan dan Saran
Endnote
Daftar Pustaka















BAB II
PEMBAHASAN

1.      BATASAN USIA KANAK-KANAK
Sebagaimana telah penulis sampaikan diatas bahwa Bayi Merupakan manusia baru yang usianya dihitung mulai 0 s.d 2 tahun. Menurut para ahli, Pada fase ini terbagi lagi menjadi beberapa fase perkembangan, yaitu 0.0-0.2 Minggu disebut dengan fase orok, sedangkan 0.0-2.0 disebut dengan fase tetek atau fase bayi atau masa vital, pada fase bayi ini terbagi lagi beberapa fase yang disebut dengan fase pra-bicara dimana ada 4 tahap yang akan dilalui yaitu :
1.      Pra mengoceh (berupa tangisan dan bunyi-bunyian bahasa tertentu)
2.      Mengoceh (sekitar 6-12 bulan)
3.      Kalimat satu kata (12-15 bulan)
4.      Kalimat dua kata (terjadi bila anak telah memiliki perbendaharaan kata sebanyak +50 kata).
Sedangkan masa kanak-kanak dibagi kedalam beberapa masa yaitu :
2.      Masa Kanak-kanak dihitung mulai usia 2.0-7.0 Tahun
3.      Masa Sekolah/intelektual dihitung mulai dari usia 7.0-13 Tahun
4.      Masa pubertas menuju dewasa dihitung mulai dari usia 14-21 Tahun
2.        TAHAP-TAHAP DAN CIRI-CIRI KANAK – KANAK
Penulis akan menguraikan perkembangan anak pada kanak-kanak (yang merupakan kelanjutan dari masa akhir saat anak matang secara seksual). Namun sebelum kita membahas masa kanak-kanak, alangkah baiknya kita sekilas mengenal masa bayi.
1.      Pada Masa Bayi
Pertumbuhan pada masa bayi terlihat menonjol  dalam fisik maupun psikologis. Lambat laun, melalui perkembangannya seorang bayi mulai menurunkan ketergantungannya dengan kemampuan untuk bisa duduk, berdiri, berjalan, berlari serta memanipulasi objek disekitarnya. Masa bayi sesungguhnya merupakan fondasi dari periode kehidupan mendatang, yakni fondasi dari berbagai pola perilaku, sikap dan emosinya. Masa bayi juga merupakan usia yang rapuh, baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan serta perkembangan psikologisnya.
Tugas perkembangan pada masa bayi adalah :
1.      Belajar berjalan,
2.      Memakan makanan yang keras,
3.      Mampu mengontrol organ-organ tubuhnya,
4.      Mencapai kemantapan fisiologis baik untuk makan dan tidur,
5.      Belajar berbicara,
6.      Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudaranya, dan
7.      Pada akhir masa bayi bayi telah mampu berkata-kata dengan pengucapan yang baik dan benar serta
8.      Memiliki kemampuan memahami pembicaraan orang lain dan menjalin komunikasi dalam tingkatan tertentu.
2.      Masa Kanak-kanak
Masa kanak-kanak dimulai saat bayi berakhir sampai dengan usia 13 tahun. Itulah sebabnya, ini merupakan masa yang penuh dengan persoalan bagi orang tua disebabkan anak sudah mulai ingin menunjukkan kebebasannya sebagai individu.
Masa ini ditunjukkan dalam bentuk sikap keras kepala, melawan, tidak patuh, merasa diganggu mimpi buruk, ketakutan yang tidak masuk akal, dan cemburu yang tidak beralasan.
Beberapa nama yang diberikan untuk masa ini adalah8 :
1.      Preschool age, yaitu masa sebelum masuk sekolah, pada masa ini Orang tua menanamkan berbagai tekanan-tekanan yang bersifat pembelajaran kepada anak.
3.      Pregang age, yaitu pada masa ini anak-anak sudah mulai mengenal  dan belajar pada hal-hal yang menyangkut kepada perilaku sosial.
4.      Explorative age, yaitu masa yang menunjuk pada minat yang besar dari anak untuk bertanya apa saja yang ada disekitarnya
5.      Imitative age, yaitu masa yang menunjuk pada kecenderungan anak untuk mengikuti cara bicara atau perilaku apa saja yang ada disekitarnya
6.      Creative age, yaitu masa yang menunjuk pada setiap anak yang tampak lebih kreatif.
Perkembangan fisik  yang ideal dikembangkan pada usia awal masa kanak-kanak adalah
1.         Belajar keterampilan menggunakan tangan dan kaki
Belajar keterampilan yang meliputi keterampilan tangan dan kaki. Keterampilan yang berkaitan dengan tangan adalah kemampuan anak untuk bisa menggunakan sendok dan memasukkannya kedalam mulut, memakai pakaiannya sendiri, menyisir rambut, menggunakan gayung dan memakai sabun untuk mandi, mengikat tali sepatu maupun mengancingkan kancing bajunya. Diharapkan pada usia ini anak  sudah masuk TK ia telah mampu melakukan hal-hal diatas dengan baik pada usia 5-6 tahun dapat dengan tepat melempar dan menangkap bola. Anak pada usia ini juga diharapkan sudah bisa menggunting, menggoreskan pensil dan crayon, melipat kertas,  mengecat gambar dalam poa tertentu. Sedangkan untuk keterampilan kaki, anak-anak diharapkan mampu untuk melompat, berlari dan akhirnya memanjat serta  keterampilan lainnya seperti menari maupun sepatu roda.  Pada usia 3-4 tahun, seorang anak diharapkan telah mampu untuk diajarkan naik seperda roda tiga dan berenang.
2.      Perkembangan Bicara
Perkembangan bicara terlihat meningkat dalam usia ini. Jika mula-mula anak bersifat egosentrik dan ia hanya banyak bebicara mengenai dirinya sendiri, keluarga maupun hal-hal yang menjadi miliknya, maka pada usia tiga tahun anak mulai bicara dengan orang lain.
3.      Perkembangan Emosi
Perkembangan Emosi, anak pada usia ini adalah anak yang tingkat emosinya sudah menonjol, diantaranya mudah mengambek, maupun hal-hal yang lainnya yang bersifat emosi yang mana pada akhirnya anak sulit untuk ditangani. Hal ini jelas terlihat saat anak berusia 2 ½ tahun sampai 3 ½ tahun, 5 ½ tahun dan 6 ½ tahun. Emosi yang muncul bercirikan temperamen marah yang diikuti dengan rasa takut dan  marah yang tidak jelas karena cemburu.
4.      Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial  pada usia ini diawali  dengan bermain secara paralel, dimana terlihat anak bermain seolah-olah bermain dengan temannya naum ternyata asyik dengan permainannya sendiri.
5.      Perkembangan Moral
Perkembangan moral pada anak masih bergantung pada orang lain, perilaku yang ditampilkan tanpa dipikirkan dahulu, ketidakmatangannya membuat anak tidak merasa bersalah jika ia kedapatan berbuat salah. Disiplin yang ditanamkan orang tua sangat membantu anak dalam mengembangkan moral yang baik pada tahap selanjutnya.

FAKTOR YANG MENENTUKAN PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK?
Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dar ilmu psikologi yang menitikberatkan pada pemahaman proses-proses dasar serta dinamika perilaku manusia dalam berbagai tahap kehidupan. Cakupan dari psikologi perkembangan ini adalah masalah pertumbuhan dan kematangan individu baik segi kognitif, emosi maupun struktrur pribadinya.
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga mencakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perkembangan yang terjadi akan membentuk pola tertentu dalam setiap tahapan-tahapan kehidupan yang tidak saja  untuk perilaku aktual semata-mata, namun juga untuk pertumbuhan dan penyesuaian yang akan datang. Konsep diri, tujuan hidup, serta aspirasi yang akan dicapai sangat dipengarui oleh hubungan individu dengan orang tua, teman sebaya maupun kekuatan motivasi yang ia terima selama masa kanak-kanak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis  akan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penentu dalam proses perkembangan individu. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kondisi si calon Ibu selama masa prenatal adalah penting, baik dari segi nutrisi maupun dari segi emosionalnya. Selama mengandung, sicalon ibu  ada dalam derajat emosional yang tinggi, ia membutuhkan dorongan, penerimaan serta pengertian, baik dari suami serta tokoh lain yang signifikan untuk memuluskan calon ibu secara total melakukan penyesuaian diri.
Makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh bagi janin. Kesalahan makanan dapat menyebabkan ibu dan calon bayi menderita.
Kemudian adalah faktor lingkungan keluarga, lingkungan keluarga dalam hal ini termasuk peran ayah, ibu. Peran ibu meliputi hal-hal seperti mengasuh dan menjaga anak, memberikan afeksi dan perlindungan, memberikan rangsangan dan pendidikan. Ayah dan ibu seharusnyalah saling bahu membahu mengurus anak. Tugas ayah tradisional adalah melindungi keluarga dan mencari nafkah, namun kemudian diperluas dalam hal-hal yang menyangkut pendidikan anak.
Ayah biasanya menerapkan disiplin dengan menggunakan otoritasnya, merangsang orientasi realitas anak, ia mengajarkan dan mendidik anak dalam hidup yang realistis, sedangkan ibu dengan kecenderungannya untuk memberikan kesenangan pada keinginan anak dan merupakan pendorong bagi anak-anaknya.
Becker8 seorang ahli mengatakan bahwa : dalam melakukan kategori terhadap disiplin yang ditanamkan oleh orang tua pada anaknya dalam tiga dimensi, Dimensi pertama, yaitu orang tua yang membatasi anak dengan orang tua yang membolehkan, Dimensi kedua, orang tua yang hangat dan orang tua yang tidak hangat, Dimensi ketiga, orang tua yang tenang dengan orang tua yang cemas.
Konsep diri anak juga dipengaruhi oleh model orang tuanya. Menurut penelitian yang dilakukan beberapa pakar bahwa buruknya hubungan orang tua dengan anak akan mempengaruhi sikap agresif dan disiplin anak disekolah. Demikian pula sebaliknya, bahwa adanya afeksi, penerimaan dan kehangatan yang diterima oleh anak dari ayah serta ibunya terlihat dari adanya penyesuaian diri dan nilai prestasi akademik yang baik dari anak sekolah.
Pengaruh orang tua pada anak akan lambat laun berkurang dengan muali masuknya anak kesekolah, saat ia dipengaruhi oelh teman sebayanya serta media massa yang ada. Pengaruh  teman mulai dirasakan pada saat anak berusia 4 tahun bersamaan tumbuhnya kebutuhan untuk bermain dengan teman sebayanya. Teman sebayanya mempengaruhi pikiran, perasaan dan aspirasi anak maupun bagaimana cara ia memberi, menerima, menanti gilirannya serta menghadapi kemenangan  maupun berbesar hati jika menghadapi kekalahan.
Sedangkan pengaruh media masa dan televisi sudah sama-sama kita akui memiliki kekuatan yang sangat besar pengaruhnya terhadap anak, lebih-lebih jika kedua orang tuanya super sibuk, ayah sibuk dikantor dan ibu sibuk meniti karier diluar rumah.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sebagai akhir dari makalah yang penulis sampaikan diatas, berikut ini penulis akan menyimpulkan bebrapa point penting mengenai proses perkembangan individu pada tahap bayi dan kanak-kanak, yaitu
1.      Sedangkan kata “Perkembangan” mempunyai arti suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali2. Pada dasarnya perkembangan itu terjadi pada semua makhluk hidup, dalam perkembangannya manusia, ada 2 hal yang mengalami perkembangan yaitu biologis dan perkembangan psikis, namun perkembangan tersebut tidaklah sama, diantara individu tersebut ada yang lebih cepat ada juga yang lambat, hal ini tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.
2.      Didalam perkembangannya, manusia  mengalami beberapa tahap atau fase-fase perkembangan. Tiap-tiap fase yang disampaikan para ahli diatas tidak sama pembagian waktunya. Tetapi apabia diperhatikan terdapat kelompok waktu dalam satu periode, dimulai dari bayi yang baru lahir menjadi dewasa. Dan setiap fase tersebut masing-masing mempunyai ciri perkembangan sendiri-sendiri.
3.      Fase Bayi merupakan fase perkembagan pertama manusia di muka bumi, sebagai manusia baru, bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, seakan-akan pasif, dan  pada fase ini seluruh waktunya dihabiskan hanya dengan tidur, minum serta makan, berperilaku spontan serta bereaksi dengan lingkungan sekitarnya.
4.      Fase kanak-kanak merupakan kelanjutan dari fase bayi, fase kanak-kanak lebih dikenal dengan istilah fase prasekolah dan sekolah.
5.      Bayi Merupakan manusia baru yang usianya dihitung mulai 0 s.d 2 tahun. Menurut para ahli, Pada fase ini terbagi lagi menjadi beberapa fase perkembangan, yaitu 0.0-0.2 Minggu disebut dengan fase orok, sedangkan 0.0-2.0 disebut dengan fase tetek atau fase bayi atau masa vital, pada fase bayi ini terbagi lagi beberapa fase yang disebut dengan fase pra-bicara dimana ada 4 tahap yang akan dilalui yaitu : (1) Pra mengoceh (berupa tangisan dan bunyi-bunyian bahasa tertentu), (2) Mengoceh (sekitar 6-12 bulan), (3) Kalimat satu kata (12-15 bulan), (4) Kalimat dua kata (terjadi bila anak telah memiliki perbendaharaan kata sebanyak +50 kata).
6.      Sedangkan masa kanak-kanak dibagi kedalam beberapa masa yaitu : (1) Masa Kanak-kanak dihitung mulai usia 2.0-7.0 Tahun, (2) Masa Sekolah/intelektual dihitung mulai dari usia 7.0-13 Tahun, (3) Masa pubertas menuju dewasa dihitung mulai dari usia 14-21 Tahun.
7.      Pada Masa Bayi Pertumbuhan pada masa bayi terlihat menonjol  dalam fisik maupun psikologis. Masa bayi juga merupakan usia yang rapuh, baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan serta perkembangan psikologisnya.
8.      Perkembangan Emosi, anak pada usia ini adalah anak yang tingkat emosinya sudah menonjol, diantaranya mudah mengambek, maupun hal-halyang lainnya yang bersifat emosi yang mana pada akhirnya anak sulit untuk ditangani. Hal ini jelas terlihat saat anak berusia 2 ½ tahun sampai 3 ½ tahun, 5 ½ tahun dan 6 ½ tahun. Emosi yang muncul bercirikan temperamen marah yang diikuti dengan rasa takut dan  marah yang tidak jelas karena cemburu.
B.     SARAN-SARAN
Untuk mendapatkan manfaat yang sempurna dari Makalah yang penulis buat  ini, hedaknya Pembaca  Memberikan Kritik dan saran serta melakukan Pengkajian Ulang (diskusi) terhadap penulisan sehingga penulis terhindar dari Kekeliruan.

DAFTAR PUSTAKA


Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi perkembangan anak : mengenal sifat, bakat dan kemampuan anak. Jakarta : Grasindo
D.    Gunarsa, Singgih dan Yulia Singgi D Gunarsa. 2003. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Gunung Mulya.
Jamaal ‘Abdur Rahman. 2005. Tahapan mendidik anak. Bandung : Irsyad Baitus Salam
Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Direktorat Jederal Pembinaan Kelembagaan Agama Silam Departemen Agama.


.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar